Shenzhen, Tiongkok – Forum kolaborasi bisnis dan pertukaran informasi antara pelaku industri dari Tiongkok dan Indonesia resmi digelar pada 24 April 2025 di lantai 24 Botai Industrial Prospecting Building, Nanshan District, Shenzhen. Acara bertajuk China-Indonesia Business Collaboration & Exchange Meeting ini menjadi wadah strategis untuk menjajaki peluang kerja sama lintas negara di sektor kesehatan, teknologi, dan pengembangan produk.
Rangkaian acara dibuka oleh Vida, Sekretaris Jenderal Shenzhen OCTF dan Wakil Presiden OCTF Group, yang menegaskan pentingnya sinergi antara kedua negara dalam menghadapi tantangan industri global. “Pertemuan ini bukan hanya tentang pertukaran informasi, tetapi juga langkah konkret membangun sinergi antara pelaku industri Tiongkok dan Indonesia. Kami percaya bahwa kolaborasi lintas negara adalah kunci menghadapi tantangan global di sektor kesehatan dan teknologi,” ujar Vida dalam sambutannya.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Vanessa dari Overseas Marketing Department OCTF, yang menyampaikan harapan besar terhadap hasil dari forum ini. “Kami menyambut baik partisipasi dari delegasi Indonesia dan berharap forum ini menghasilkan kerja sama nyata yang berkelanjutan. Ini adalah awal dari jaringan kemitraan internasional yang lebih kuat dan produktif,” tutur Vanessa.
Sebagai moderator acara, Chen Chunhan, Direktur Departemen Pemasaran Internasional OCTF, memandu jalannya forum dengan penuh antusiasme. Ia memastikan setiap perwakilan bisnis dari Indonesia maupun Tiongkok mendapat ruang untuk memperkenalkan profil perusahaan, kebutuhan pengadaan, serta potensi kolaborasi.
Perwakilan Indonesia yang hadir berasal dari berbagai lembaga ternama, termasuk Institut Nalanda yang diwakili oleh Romo Tan Tjoe Liang (Chairman), Dr. Steve Sudjatmiko (Head of Business Development), dan Head of Partnership. Dari Indonesia International Institute of Life Sciences (i3L), hadir Sanjaya Mulya Waani, M.Sc. (Vice President/Founder’s Team), Dr. Fandi Sutanto (Head of Pharmacy), serta dua koordinator proyek, Prilly Fernanda, M.Res. dan Fiona Erika, B.A.
Dalam forum tersebut, Sanjaya Mulya Waani juga melakukan presentasi khusus mengenai Kalbe Farma, salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Ia memaparkan kilas balik perjalanan sukses Kalbe, lini produk unggulan, serta strategi distribusi yang menjadikan Kalbe sebagai pemain utama dalam industri kesehatan nasional. “Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekuatan industri farmasi yang kompetitif. Lewat Kalbe Farma, kami ingin membuka peluang kerja sama riset, distribusi, hingga inovasi produk berbasis herbal dan teknologi modern bersama mitra dari Tiongkok,” ungkap Sanjaya.
Dari pihak Tiongkok, forum ini turut dihadiri oleh sejumlah perusahaan strategis seperti Shenzhen Jiuxuewang Information Technology Co., Ltd., Xiadan Technology (Zhuhai) Co., Ltd., Shantou Xiong Kangya Pharmaceutical Co., Ltd., dan Guangdong Bogong Medical Technology Co., Ltd. Masing-masing menyampaikan perkenalan perusahaan dan potensi kolaborasi produk.
Setelah sesi diskusi dan perkenalan, kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan komunikasi bebas yang berlangsung dalam suasana penuh semangat. Forum ini diharapkan menjadi langkah awal dari kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan, khususnya dalam mendorong inovasi di bidang kesehatan dan teknologi berbasis herbal.