Bangkok – Institut Nalanda kembali mencetak sejarah dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) bersama Institute Science Innovation and Culture – Rajamangala University of Technology Krungthep (ISIC – RMUTK) pada 18 Februari 2025 di Kampus Utama ISIC – RMUTK, Thailand. Kerjasama ini bertujuan untuk menghadirkan program doktor di bidang Global Buddhism pertama di Indonesia.
Dalam acara penandatanganan tersebut, hadir sejumlah tokoh penting dari kedua institusi. Dari ISIC – RMUTK, hadir Vice President Saichol Chudjuarjeen, Vice President Chaisak Klaydaeng, ISIC Board Chairman Dr. Prattan Wattanavanich, Director of ISIC Dr. Yaoping Liu, Ada Marie Gallego Mascarinas selaku Head of International Relation, Dr. Metteya selaku Head of Global Buddhism Department, serta seluruh anggota fakultas ISIC – RMUTK. Sementara itu, dari Institut Nalanda hadir Dr. Sutrisno, S.IP., M.Si., Rektor Institut Nalanda, Tan Tjoe Liang, Ketua Yayasan Nalanda, serta Dharmika Pranidhi, S. Pd., M. Si., Wakil Rektor 1 Institut Nalanda. Kesepakatan ini menandai langkah maju dalam pengembangan pendidikan agama Buddha di Indonesia melalui program akademik bertaraf internasional.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya memperkuat jaringan akademik serta memperluas akses bagi para akademisi dan praktisi di bidang agama Buddha untuk menempuh jenjang pendidikan doktoral. Program ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam terkait ajaran Buddha dalam konteks global serta mengakomodasi perkembangan keilmuan modern.
Rektor Institut Nalanda, Dr. Sutrisno, S.IP., M.Si., menyampaikan bahwa kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya dalam studi keagamaan. “Dengan adanya program doktor Global Buddhism ini, kita membuka peluang bagi para akademisi dan praktisi agama Buddha untuk mendapatkan pendidikan bertaraf internasional, terpercaya, dan harga terjangkau,” ungkapnya. Ia juga menambahkan, “Institut Nalanda dipercaya dan ditunjuk oleh RMUTK sebagai satu-satunya pusat studi S3 Global Buddhism di Indonesia. Kami percaya bahwa program ini akan memperkuat kapasitas akademik di bidang studi Buddhisme dan berkontribusi bagi perdamaian serta pemahaman lintas budaya.”

Sementara itu, Dr. Yaoping Liu dari ISIC – RMUTK menekankan pentingnya sinergi antara kedua institusi dalam mengembangkan riset dan pendidikan di bidang agama Buddha. “Kami berharap kolaborasi ini dapat memperkaya wawasan akademik serta memperkuat pemahaman lintas budaya dalam studi agama Buddha,” ujarnya. Ia juga menegaskan, “Kami berkomitmen untuk menghadirkan program berkualitas yang mampu mencetak lulusan berkompeten di bidang Buddhisme global.”
Tan Tjoe Liang, Ketua Yayasan Nalanda, turut mengungkapkan harapannya atas kerja sama ini. “Kami sangat bangga bisa menghadirkan program doktor pertama di bidang agama Buddha di Indonesia. Ini adalah bentuk komitmen kami dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas kesempatan bagi generasi penerus dalam memahami ajaran Buddha secara mendalam,” ujarnya.
Penandatanganan MoU dan MoA ini merupakan awal dari berbagai program akademik yang akan dijalankan bersama, termasuk pertukaran dosen, penelitian bersama, serta penyelenggaraan seminar dan konferensi internasional. Dharmika Pranidhi, S. Pd., M. Si., Wakil Rektor 1 Institut Nalanda, mendorong para akademisi dan praktisi agama Buddha untuk bergabung dalam program ini. “Program doktor Global Buddhism ini menjadi kesempatan berharga bagi mereka yang ingin mendalami studi agama Buddha secara lebih luas dan bertaraf internasional. Mari bersama-sama berkontribusi dalam perkembangan keilmuan dan praktik Buddhisme di Indonesia dan dunia.” Melalui kerja sama ini, diharapkan lahir lulusan-lulusan yang memiliki pemahaman mendalam tentang agama Buddha dan mampu berkontribusi dalam pengembangan keilmuan serta praktik keagamaan di tingkat global.