Survei bertajuk “100 Hari Kerja: Performa Kinerja Pemerintah dan Dinamika Sosial dan Politik Nasional” yang dirilis oleh Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) menunjukkan apresiasi publik terhadap kinerja Kementerian Agama di bawah pimpinan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Berdasarkan survei yang melibatkan 1.189 responden dari 38 provinsi dengan metode simple random sampling, Kementerian Agama menempati posisi kedua dengan skor kinerja optimal sebesar 23,63%. Responden juga menilai bahwa Prof. Nasaruddin Umar, yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, telah menunjukkan kinerja optimal dengan skor 29,91%.
Keberhasilan Kementerian Agama dalam merespons kebutuhan umat dan memberikan pelayanan yang efektif. Salah satu program unggulan yang mendapat perhatian publik adalah pengembangan Kurikulum Cinta, yang dirancang untuk memperkuat harmoni sosial antar elemen masyarakat. Dengan pengalaman panjang dalam advokasi kerukunan umat beragama, Prof. Nasaruddin Umar dinilai mampu menjalankan tugasnya secara optimal selama 100 hari pertama masa pemerintahan Prabowo-Gibran.
Indikator Penilaian Kinerja CISA menggunakan sepuluh indikator untuk menilai kinerja kementerian: komunikasi (30,45%), integritas (21,61%), kepemimpinan (19,43%), pelayanan publik (10,26%), etos kerja (5,47%), program kerja (4,37%), anti korupsi (3,36%), inovasi (2,52%), independensi (1,68%), dan responsibilitas (0,84%). Dalam survei ini, Kementerian Sosial menempati peringkat pertama dengan skor 29,91%, diikuti oleh Kementerian Agama (24,14%), Kementerian PAN-RB (18,76%), Sekretaris Kabinet (11,86%), dan Kepala Kantor Komunikasi Presiden (11,52%).
Rektor Institut Nalanda, Dr. Sutrisno, S.IP., M.Si., menyatakan bahwa hasil survei CISA yang menempatkan Kementerian Agama di posisi kedua merupakan pencapaian signifikan yang mencerminkan kerja keras dan dedikasi Menteri Agama beserta jajarannya. Menurutnya, kepuasan publik ini menjadi bukti bahwa Kementerian Agama berkomitmen kuat pada pencapaian program strategis, termasuk yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan umat dan penguatan harmoni sosial.
“Hasil survei ini menunjukkan bahwa Kementerian Agama telah bekerja keras untuk menjawab kebutuhan masyarakat, terutama dalam menjaga integritas dan membangun komunikasi yang baik dengan berbagai pihak. Namun, capaian ini seharusnya tidak membuat kita berpuas diri. Justru, ini menjadi momen untuk terus memperkuat sinergi antar lembaga agar visi Asta Cita yang dicanangkan pemerintah dapat terwujud secara optimal,” ungkap Dr. Sutrisno.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan di bawah Kementerian Agama dengan kementerian itu sendiri dalam mendukung program-program strategis. Sebagai bagian dari Kementerian Agama, Institut Nalanda, lanjutnya, berkomitmen untuk berperan aktif dalam meningkatkan integritas dan komunikasi dalam bidang pendidikan dan keagamaan.
“Institusi pendidikan di bawah Kementerian Agama, seperti Institut Nalanda, memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan yang telah dicanangkan. Melalui riset, pengembangan kurikulum berbasis harmoni sosial, dan penguatan budaya toleransi, kami ingin menjadi mitra strategis Kementerian Agama untuk menciptakan masyarakat yang lebih religius, harmonis, dan inklusif,” tegas Dr. Sutrisno.
Ia menutup pernyataannya dengan harapan agar momentum positif ini terus dimanfaatkan sebagai inspirasi untuk perbaikan yang berkelanjutan. “Kami berharap Kementerian Agama dapat terus meningkatkan pelayanan publik dan menjadi garda terdepan dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan melalui pendekatan keagamaan yang moderat. Dengan kolaborasi yang baik, saya yakin kementerian ini bisa menjadi yang terbaik dalam survei-survei mendatang,” pungkasnya.
Apresiasi terhadap Kementerian Agama diharapkan menjadi modal semangat untuk meningkatkan sinergi dalam pencapaian visi Asta Cita Prabowo-Gibran. Dukungan dari masyarakat dan akademisi diharapkan dapat terus memperkuat langkah Kementerian Agama dalam membangun Indonesia yang harmonis, religius, dan maju.