Narasumber, penyelenggara dan peserta nobar berfoto bersama.
JAKARTA—Perhimpunan INTI (Indonesia Tionghoa) dan DAAI TV bekerjasama dengan Museum Pustaka Peranakan Tionghoa dan BEM STAB (Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha) Nalanda menggelar nonton bareng dan diskusi film dokumenter Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara episode Nafas Baru Lasem pada Selasa (27/2) pagi di STAB Nalanda, Cakung – Jakarta Timur.
Public Relation Manager DAAI TV Mika Wulan dalam sambutannya menjelaskan Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara adalah seri program dokumenter dari DAAI TV yang menampilkan tentang alkulturasi etnis Tionghoa dengan penduduk lokal di berbagai daerah di Indonesia.
Public Relation Manager DAAI TV Mika Wulan dalam sambutannya menjelaskan Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara adalah seri program dokumenter dari DAAI TV yang menampilkan tentang alkulturasi etnis Tionghoa dengan penduduk lokal di berbagai daerah di Indonesia.
“Kami ingin mengajak mahasiswa Nalanda menyaksikan episode Nafas Baru Lasem yang menampilkan indahnya toleransi antara etnis Tionghoa dan masyarakat Lasem yang hidup berdampingan,” kata Mika.
Pada sesi diskusi film menghadirkan narasumber Candra Jap (Sekjen Perhimpunan INTI), Sapto Agus Iriawan (Executive Producer DAAI TV), Azmi Abubakar (Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa), dan moderator Vicky Florencego (Ketua BEM STAB Nalanda 2023-2024).
Sekjen Perhimpunan INTI Candra Jap menyampaikan apresiasi tinggi kepada DAAI TV yang telah membuat seri JBTN yang secara luar biasa mendokumentasikan toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Candra bahkan mengajak peserta diskusi dan mahasiswa Nalanda untuk mengadakan wisata langsung ke Lasem.
“Inilah cara terbaik untuk menerjemahkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ke dalam kehidupan nyata. Memberikan inspirasi, menyebarkan kebaikan, dan meningkatkan persatuan serta kesatuan bangsa dengan saling mengenal lebih dekat satu sama lain,” ungkap Candra.
Sedangkan Azmi Abubakar mengungkapkan Lasem merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat keharmonisan bangsa Indonesia dalam hidup bertoleransi.
Selain toleransi, Azmi juga menyampaikan dalam peristiwa Geger Pecinan 1740, Lasem merupakan salah satu lokasi penting dalam perjuangan melawan Belanda yang dipimpin oleh etnis Tionghoa.
“Setelah menyaksikan film tadi yang bagus sekali dibuat oleh DAAI TV dalam menangkap bagaimana keharmonisan di Lasem sudah berlangsung selama ratusan tahun. Semoga kita bisa meneladani keharmonisan Lasem,” ujar Azmi.
Sementara Sapto Agus Irawan Executive Producer Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara DAAI TV menjelaskan proses produksi 1 seri dokumenter selama 1 bulan, dan saat ini sedang memasuki season 3.
“Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara tahun ini sudah memasuki season 3 dan sedang dalam proses produksi. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap mendapat banyak masukan dari teman-teman semua,” harap Sapto.
Pada kesempatan, hadir pula Dharmika Pranidhi, M.Pd., M.Si. (Wakil Ketua III STAB Nalanda), Dr. dr. Willie Japaries, MARS., Ph.D (Kepala Program Studi Dharma Usada STAB Nalanda), Pandu Dinata, S.Kom (Penyelenggara Bimas Buddha KEMENAG Jakarta Timur) dan Alumni STAB Nalanda Sri Kuncoko Weni, S.Pd.B. yang juga penyuluh agama Buddha.
Sumber: dilansir dari internationalmedia