Jakarta – Rektor dan mahasiswa Institut Nalanda turut serta dalam kegiatan Fangshen Kota Jakarta Timur 2025, sebuah ritual pelepasan makhluk hidup sebagai wujud kepedulian terhadap alam dan ekosistem. Kegiatan yang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 8 Maret 2025 ini merupakan hasil kolaborasi antara Panitia Fangshen Kota Jakarta Timur dan Vihara Arya Dwipa Arama TMII.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, Direktur Urusan Agama dan Pendidikan Buddha, Nyoman Suriadharma, jajaran Direksi TMII, serta para penyelenggara Buddha dari berbagai wilayah Jakarta—Timur, Utara, Barat, dan Selatan. Kehadiran para tokoh agama Buddha serta masyarakat luas dalam acara ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menjalankan ajaran Buddha tentang kasih sayang terhadap semua makhluk.
Dalam acara ini ikan, kura-kura, dan burung, dilepaskan ke habitat alaminya sebagai simbol cinta kasih dan penghormatan terhadap kehidupan. Ritual ini juga merupakan bagian dari praktik karuna (welas asih) dan metta (cinta kasih universal), yang mengajarkan pentingnya menghormati setiap bentuk kehidupan.
Partisipasi mahasiswa Institut Nalanda dalam kegiatan ini menjadi bentuk pembelajaran nyata di luar kelas, di mana mereka tidak hanya memahami konsep-konsep Buddhis secara teori tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berpartisipasi dalam Fangshen, mereka belajar tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, menanamkan nilai kepedulian terhadap lingkungan, serta memperkuat kesadaran akan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari komunitas global.
Dalam sambutannya, Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini yang tidak hanya melestarikan ekosistem, tetapi juga memperkuat nilai-nilai spiritual dan budaya di tengah masyarakat modern. Beliau menekankan bahwa pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama, di mana setiap individu dapat berkontribusi melalui berbagai cara, termasuk dalam praktik-praktik spiritual seperti Fangshen.
Senada dengan itu, Direktur Urusan Agama dan Pendidikan Buddha, Nyoman Suriadharma, menekankan bahwa kehidupan semua makhluk memiliki nilai dan harus dihormati. Kegiatan Fangshen bukan hanya sekadar tradisi keagamaan, tetapi juga wujud nyata kepedulian umat Buddha terhadap lingkungan dan sesama makhluk hidup.
Sementara itu, Rektor Institut Nalanda menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam acara ini merupakan bagian dari pendidikan karakter yang ingin ditanamkan oleh kampus. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan kepedulian terhadap lingkungan. Kegiatan seperti Fangshen ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka dalam memahami ajaran Buddha secara lebih mendalam dan aplikatif,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin banyak masyarakat, terutama generasi muda, yang tergerak untuk menjaga kelestarian alam dan melindungi semua makhluk hidup. Fangshen bukan hanya tentang pelepasan hewan, tetapi juga tentang menumbuhkan kesadaran akan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.
Kegiatan Fangshen 2025 di TMII ini juga menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai spiritual dapat berjalan seiring dengan upaya pelestarian lingkungan. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, akademisi, maupun komunitas keagamaan, diharapkan aksi-aksi serupa dapat terus berlanjut dan membawa manfaat bagi alam serta seluruh makhluk hidup.